Skip to main content

Makalah Sifat Relasi Manusia dan Pengembangan Relasi dalam Komunikasi Antar Pribadi

Halo Good Readers, tak terasa kini berjumpa diakhir bulan April.
Oke kali ini saya akan memberikan pembahasan mengenai Sifat Relasi Manusia dan Pengembangan Relasi dalam Komunikasi Antar Pribadi. Sumber footnote dan daftar pustaka juga sudah tertera yaa. Langsung saja silakan baca dibawah ini ya :)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
      Pada dasarnya, relasi antar pribadi itu bersifat dinamis, sehingga bisa berubah dari titik harmonis ke titik konflik. Komunikasi memegang peran penting dalam membangun, mengembangkan, dan menjaga relasi antar pribadi.
      Titik penting dalam relasi antar pribadi itu ada pada pemahaman. Komunikasi bisa membangun pemahaman, tetapi bisa juga sebaliknya membangun kesalahpahaman atau salah pengertian. Apabila komunikasi mampu membangun pemahaman, maka dalam relasi antarpribadi terbangun rasa percaya diri sehingga membawa pada keterbukaan dan akhirnya relasi yang intim. Kemampuan komunikasi dengan baik juga merupakan kemampuan yang khas yang dimiliki oleh yang memiliki kecerdasan antar pribadi.
      Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai apa saja sifat relasi manusia dan apakah maksudnya, serta kita akan membahas bagaimanakah cara mengembangkan relasi dalam komunikasi antarpribadi.
B. Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan sifat relasi manusia?
2.    Bagaimana cara mengembangkan relasi dalam komunikasi antar pribadi?

C. Tujuan
1.    Untuk memahami definisi dan hal yang terkait dengan sifat relasi manusia.
2.    Untuk mengetahui cara dan kiat-kiat dalam mengembangkan relasi dalam Komunikasi Antar Pribadi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sifat Relasi Manusia
Kemampuan menjalin relasi antarpribadi dan berkomunikasi antar pribadi dikategorikan sebagai kecerdasan antar pribadi. Kecerdasan seperti ini diperlukan oleh setiap manusia, namun ada beberapa manusia dengan jenis pekerjaan dan profesi tertentu yang mesti menguasai kecakapan antar pribadi ini.
Manusia bertindak karena memiliki motif tertentu. Begitu juga haknya dengan relasi dan komunikasi antarpribadi yang dijalin atau dilakukan seseorang pastilah dilandasi motif tertentu. Motif tersebut muncul karena adanya kebutuhan, yakni terjadinya kekurangan atau penurunan pada diri kita.
Kebutuhan manusia bisa dijelaskan secara fisiologis seperti yang dilakukan para psikologi psikologis, yang memfokuskan pada kebutuhan/motif primer yang bersifat biologis. Bisa juga dijelaskan secara fisiologis-psikologis seperti yang dilakukan para psikolog humanistik, yang memasukkan dimensi psikologis yang dikenal juga dengan istilah motif/kebutuhan sosiogenis atau motif sekunder.
Salah satu teori kebutuhan yang paling populer adalah Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow. Teori ini menjelaskan kebutuhan secara lebih kompleks dibandingkan dengan Teori Kebutuhan-dorongan-insentif yang bisa menjelaskan hal-hal yang lebih sederhana dalam perilaku manusia.
Komunikasi dan relasi antar pribadi manusia berlangsung karena manusia memiliki kebutuhan. Dengan menggunakan teori kebutuhan kita bisa menjelaskan motif manusia membangun relasi atau komunikasi antar pribadi. Dengan demikian kita bisa mengembangkan iklim komunikasi yang lebih baik dan komunikasi antar pribadi yang lebih efektif.
Hubungan antar pribadi itu bersifat dinamis. Dinamisnya hubungan antar pribadi itu bisa dilihat dari dialektika hubungan yang menunjukkan ada 3 dialektika hubungan utama, yaitu (a) keterhubungan dan keterpisahan, (b) kepastian dan ketidakpastian, dan (c) keterbukaan dan ketertutupan. Kita bisa juga melihat tahapan hubungan itu dengan tahap memulai berhubungan. Lalu keduanya mulai saling menjajagi, yang bila memperoleh respons yang positif dari kedua belah pihak maka akan masuk tahap saling mengintensifkan hubungan. Selanjutnya, keduanya akan berpadu bahkan bila itu dua orang dewasa yang berbeda jenis kelaminnya bisa saja berlanjut pada ikatan formal seperti pernikahan atau bisa juga hanya berupa ikatan sosial seperti berpacaran atau berkawan akrab. Kemudian akan muncul perbedaan-perbedaan di antara keduanya, yang selanjutnya bisa saja melahirkan tiga kondisi yang berbeda yaitu stagnasi, saling menghindar dan mungkin juga penghentian hubungan.    
Untuk pemeliharaan hubungan, kita bisa mengacu pada konsep kepuasan komunikasi antar pribadi. Menurut Hecht, Rucker & Davis-Showell kepuasan komunikasi antar pribadi adalah peneguhan (reinforcement) positif yang diberikan satu peristiwa komunikasi yang memenuhi ekspektasi positif. Bila melihat rumusan kepuasan komunikasi antar pribadi seperti itu, maka kita bisa menyatakan bahwa kepuasan komunikasi tidak lain merupakan dampak komunikasi, yang dalam hal ini adalah komunikasi antar pribadi. Lain halnya pandangan pemeliharaan hubungan ini dari perspektif Teori Pertukaran Sosial. Teori ini mengasumsikan bahwa pada dasarnya manusia itu mengetahui situasi lawan komunikasinya satu sama lain, memberi perhatian terhadap kebutuhannya, dan pada dasarnya senang diperlakukan seperti dia memperlakukan orang lain.
Tubbs dan Moss menunjukkan karakteristik hubungan yang berkualitas tinggi, yaitu (a) informasi tentang orang lain lebih bersifat psikologis ketimbang bersifat kultural dan sosiologis; (b) aturan-aturan dalam hubungan ini lebih banyak dikembangkan oleh kedua orang yang terlibat dibandingkan dengan diatur oleh tradisi; (c) hubungan lebih banyak ditentukan oleh karakter pribadi dibandingkan dengan situasi; dan (d) pilihan perseorangan lebih diutamakan ketimbang pilihan kelompok. Kualitas hubungan itu bukan semata untuk hubungan yang akrab belaka melainkan berlaku juga pada hubungan di antara dua orang yang hubungannya bukan hubungan antar pribadi.[1]
Komunikasi memegang peran penting dalam membangun relasi harmonis atau menyelesaikan konflik. Bahkan konflik pada dasarnya merupakan persepsi atas pikiran dan perasaan orang lain dari diri sendiri kita yang berkomunikasi oleh karena itu komunikasi bisa melahirkan konflik bisa mencerminkan konflik apakah menjadi destruktif atau konstruktif.
Sifat yang melekat pada semua jenis konflik berpotensi untuk menghasilkan hasil yang destruktif (merusak) atau yang konstruktif (membangun). Pada sisi destruktif (merusak), konflik dapat menciptakan kemarahan, permusuhan, kebencian yang tidak berkesudahan, bahkan kekerasan. Konflik dapat berakhir pada sakit hati dan kesedihan. Konflik juga dapat berakhir pada tuntutan hukum , perceraian, dan peperangan. Pengelolahan konflik yang merusak harus di bayar mahal oleh kelompok, menghancurkan ke efektifan kelompok, menghancurkan suatu hubungan, menyabotase pekerjaan, memperlambat, dan menurunkan, upaya belajar mengajar, dan menghancurkan komitmen individu dalam mencapai tujuan kelompok, rasa aman, dan perasaan pribadi. Konflik yang di kelola dengan buruk menyebabkan individu banyak menghabiskan waktu untuk berpikir dan bertengkar dari pada bekerja untuk mencapai tujuan hidupnya.
Akan tetapi, konflik juga dapat membawa potensi hasil positif.  Konflik dapat membuat kita untuk memusatkan perhatian pada masalah-maslah yang harus di selesaikan, memberi energi dan memotivasi individu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Konflik dapat menjelaskan bagaimana seorang individu perlu untuk berubah. Sebenarnya yang menentukan konflik bersifat destruktif atau konstruktif bukanlah keberadaan konflik itu sendiri, tetapi bagaimana cara konflik tersebut di kelola. Konflik di katakan membangun jika:
1.    Hasilnya merupakan suatu persetujuan yang memperbolehkan setiap peserta mencapai tujuannya. Persetujuan memaksimalkan hasil bersama, menguntungkan semua pihak, dan merupakan kepentingan terbaik dari semua peserta.
2.    Mempererat hubungan antar peserta dengan meningkatkan kesukaan, rasa hormat, dan kepercayaan satu sama lain.
3.    Meningkatkan kemampuan peserta untuk memecahkan konflik satu sama lain di masa yang akan datang secaran membangun.

Dalam mengatasi konflik, manusia memiliki kemampuan untuk mengelola konflik tersebut. Ada beberapa strategi yang bisa dipergunakan untuk mengatasi konfik, yaitu sebagai berikut:
1.    Menghindar
2.    Memaksa orang lain untuk menerima solusi yang ditawarkan
3.    Melunak
4.    Kompromi
5.    Memandang konflik sebagai perkara yang harus diselesaikan

Ini kurang lebih sama dengan pendekatan managemen konflik yang memiliki cara mengatasi konflik dengan cara berikut:
1.    Menghindar
2.    Membantu
3.    Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik.
4.    Dominasi,  yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya. Sudah barang tentu cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat. Contohnya adalah: (1) Aturan mayoritas, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi. (2)Persetujuan minoritas, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sama sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama dengan kelompok mayoritas.
5.    Intergrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.

B.       Pengembangan Relasi dalam Komunikasi Antar Pribadi
Dalam perkembangan relasi antar orang – orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar pribadi menunjukkan perkembangan tentang hubungan antar mereka. Tahap – tahap relasi dalam model relasi Mark Knapp (Liliweri, 2007: 112):
1)   Tahap perkenalan (intiation), sebagai tahap yang sangat singkat jika diperhitungkan dari segi waktu hanya terjadi selama lebih kurang 15 menit. Kesan yang muncul adalah hanya memberikan kesan yang menyenangkan bagi orang lain. Dengan standar umum seperti salam, sapaan, atau pengamatan setiap tampilan orang lain atau sekedar melihat keramah tamahannya saja.

2)   Kemudian pada tahap kedua tahap mengalami relasi (experimenting), dimana pada tahap ini individu akan mengajukan pertanyaan pada orang lain, tujuannya memberikan atau mencari informasi tentang mereka dan kemudian individu akan menetapkan melanjutkan atau menghentikan relasi yang sudah terjalin tersebut.

3)   Pada tahap ketiga tahap membuat relasi lebih intensif (intensifying), pada tahap  ini ada self – disclosure atau individu akan membuka diri sehinga dia menjadi bagian dari atau sama dengan para interaktor. Ini tahap yang makin intensif, dalam hubungan yang bersifat lebih tidak formal, dengan tingkat keakraban yang terjalin antara interaktor dengan individu lainnya yang terlibat dalam keadaan seperti ini. Banyak pernyataan yang dibuat berfungsi untuk meningkatkan keterikatan pada hubungan.

4)   Tahap keempat, tahap mengintegrasikan (integrating), pada tahap ini setiap individu berusaha menjadi pasangan yang baik, dia berusaha mengintegrasikan kesamaan – kesamaan. Mulai sepakat untuk melakukan sesuatu bersama – sama dan menjadikannya sebagai sesuatu yang  penting.  Hal  ini  agar  orang  lain  melihat  mereka  sebagai   pasangan, pertukaran tentang identitas dalam relasi mulai terbentuk pada tahap ini.

5)   Pada tahap kelima, sebagai tahap relasi yang mengikat (bonding), ditunjukkan dengan ciri relasi yang terjadi menjadi lebih formal, kadang – kadang bersifat legal atau mengikuti aturan, komunitas lain umumnya sudah tahu bahwa ada relasi yang mereka bentuk. Contoh orang membedakan relasi dari sekedar best friend atau teman baik, atau mitra bisnis yang diantara mereka tercipta persetujuan. Atau perkembangan dari tahap relasi romantis menjadi pertunangan dan perkawinan membentuk keluarga. Banyak relasi diperkaya pada tahap ini.
Pada perkembangan relasi yang sudah menjadi tahap ikatan antara orang – orang yang terlibat di dalam proses komunikasi itu, menurut Knapp (Lilweri, 2007: 114), perlu juga memperhatikan dan mempertimbangkan kapan dan karena alasan apa relasi itu harus diakhiri. Tahap diferensiasi (differentiating), pada tahap ini mulai ada penekanan pada aspek ‘aku’ daripada sebelumnya ‘kita’. Dengan kata lain individu mulai menunjukkan bahwa dirinya ada dan berbeda dengan orang lain yang telah bergaul dengan dia selama ini. Mereka mulai mengembangkan hobi dan aktivitas yang  berbeda – beda.
Relasi dapat dilanjutkan untuk memecahkan masalah – masalah bersama, atau pada tahap ini muncul isyarat kemungkinan lainnya untuk    mengakhiri    hubungan    tersebut    karena    berbagai    alasan   yang menunjukkan perbedaan mendasar dalam keadaan tersebut. Tahap pengakhiran relasi (terminating) datang secara alamiah, secara fisik masing – masing membuat jarak fisik atau sosial. Ada dualisme ‘kau’ atau ‘saya’ melalui perpisahan, akhir dari relasi itu bisa positif bisa juga negatif.


DAFTAR PUSTAKA
Tubbs, Stewart L., dan Sylvia Moss. 2000. Human Communication: Prinsip-Prinsip Dasar. PT remaja Rosdakarya: Bandung.
Magiaifani. 2012. Relasi Manusia dan Komunikasi Antar Pribadi. Diambil dari: http://magiaifani.blogspot.co.id/2012/04/relasi-manusia-dan-komununikasi.html (01 Mei 2017)



[1] Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication: Prinsip-Prinsip Dasar

Oke Good Readers itu adalah salah satu makalah tentang Makalah Sifat Relasi Manusia dan Pengembangan Relasi dalam Komunikasi Antar Pribadi. Jikalau kalian mempunyai pembahasan yang lebih lengkap tentang Sifat Relasi Manusia dan Pengembangan Relasi dalam Komunikasi Antar Pribadi juga teori dan modelnya boleh di share (bagi) kesini kok biar sama-sama belajar.
Pendahuluan dan Kesimpulan kalian buat sendiri yaa hehe, karena mungkin latar belakang dan kesimpulan yang kita analisa mungkin berbeda.

Semoga Bermanfaat~

Comments

Popular posts from this blog

5 Contoh Teks Naskah Berita Yang Perlu Anda Ketahui

Halo Good Readers.. Kembali berjumpa lagi dengan saya, semoga kalian dalam keadaan sehat selalu yaa. Oke, kali ini saya akan memberikan contoh teks naskah berita televisi yang sudah saya himpun dari beberapa stasiun TV swasta. Teks naskah berita yang baik tentunya mengandung unsur 5W+1H didalamnya dong yaa dan ada kode etik jurnalistik dalam menyampaikan berita salah satunya yaitu cover both side yaitu perlakuan berimbang terhadap objek yang diberitakan dan kita harus bersifat netral. Namun, sebelum kebagian teks naskah berita ada beberapa istilah-istilah yang perlu saya kasih tau nih, yaitu: a. Lead/Teras berita adalah paragraf pertama dalam berita yang mengandung gambaran umum suatu berita. Teras Berita yang ideal adalah yang menggandung unsur 5W + 1 H. Unsur 5 W + 1 H adalah  What  (Apa),  Who  (Siapa),  Why  (Kenapa),  When  (Kapan),  Where  (Dimana) dan  How  (Bagaimana). Namun tidak ada urutan rumus yang pasti dalam menempatkan mana yang harus lebih dulu ditulis

Cara mudah menggambar karakter di Anime Naruto "Kakashi Hatake"

Halo Good Readers and Good Sketchers. Lama tak jumpa nih, semoga kalian sehat selalu yaa. Oke, kali ini saya akan membagikan tutorial menggambar karakter di anime Naruto yang sudah tak asing lagi nih. Siapa? Ya, kita akan belajar menggambar gurunya Naruto yaitu Kakashi Hatake. Sebelum masuk ke bagian tutorial gambarnya, saya akan kasih sedikit gambaran sedikit. Siapa sih kakashi itu? Berikut sekilas tentang Kakashi Hatake. Kakashi hatake dicirikan punya mata yang sayu, rambut yang berwarna putih, mata kirinya ditutupi pelindung kepala Konoha, dan selalu membawa buku novel dewasa yang dibuat oleh Jiraiya. Dia adalah guru dari Naruto, Sakura, dan Sasuke atau biasa disebut Tim 7. Dia sendiri merupakan murid dari ayah Naruto yaitu Hokage ke-4 Minato Namikaze. Hal unik yang dimiliki Kakashi adalah mulut dan hidungnya yang tidak pernah diperlihatkan.  Ya mungkin sekarang kalian sudah ngga penasarankan dengan mukanya :D. Kelakuannya yang paling menjengkelkan bagi Naruto dan k