Assalaamu'alaikum, disini saya akan sedikit berbagi dalam pembuatan makalah sejarah perkembangan islam di Spanyol saat ini dan juga apa saja prestasi yang dicapai umat Islam ketika menguasai Spanyol dan kemajuan seperti apa di Spanyol. Disini saya juga akan menjelaskan secara singkat masuknya islam di spanyol. contohnya yang satu ini.
Jangan lupa sertakan cover dan halaman yaa :) dan tulis juga sumber yang kalian cari agar dapat dipertanggungjawabkan. Maaf bila ada kesalahan sebelumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran
Islam menjadi cahaya yang terang bagi segenap penjuru alam di muka bumi,
menjadikan Islam sebagai Ideologi yang tak terkalahkan oleh agama yang lain
dikarnakan perintah Allah bagi para Rasul untuk menyampaikan Risalahnya di
tengah-tengah mereka. Pada tahun 689 Masehi, Raja Recaredo
menjadikan agama katolik sebagai agama resmi di Spanyol. Namun seiring
berjalannya waktu yang panjang, pada sekitar abad ke 8 Masehi maka Islam mulai
mendatangi dataran Eropa sebagai sasarana dakwah Islam yang merupakan bagian
dari ekspansi dari perjuangan bani umayyah yang mulai saat itu juga (711) M,
Spanyol mulai menjadi wilayah kekuasaan Islam.
Setelah
menjadi wilayah kekuasaan Islam Spanyol maka disana mulai diangkat para Wali
dan Gubernur yang diangkat langsung oleh para penguasa Khilafah Bani Umayah I
yang berpusat di Damaskus saat itu. Dengan berkembangnya Islam di wilayah
Spanyol maka spanyol mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai
bidang, baik politik, ekonomi, teknologi dan lain sebagainya. Dari keberhasilan
yang pesat ini sehingga sampai-sampai orang-orang Eropa mengakui kehebatan
Islam dan banyak mempelajari ilmu pengetahuan yang berasal dari Islam.
Eropa
semenjak kejayaannya melalui Islam maka Spanyol menjadi peradaban yang sangat
penting bahkan di periode klasik, Spanyol menjadi salah satu pusat peradaban
Islam yang sangat penting sehingga posisi Eropa yang sangat gersang dengan Ilmu
menjadi sebuah peradaban yang berkembang dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
tentu hal ini di bawah pengawasan kekuasaan Islam pada saat itu.
B. Perumusan Masalah
1.
Bagaimana proses masuknya Islam di Spanyol?
2.
Bagaimana proses perkembangan Islam di Spanyol?
3.
Bagaimana pengaruh peradaban Islam di Spanyol ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui peran Islam di Spanyol dan memperluas pengetahuan mengenai
Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Masuknya Islam Di
Spanyol
Seiring
semakin maju dan berkembangnya wilayah Islam di berbagai wilayah kekuasaannya
nampaknya Islam tidak menyia-nyiakan kondisi ideal ini. Kematangan berfikir dan
keyakinan terhadap agamanya justru semakin menancap dalam benak kaum muslimin
untuk semakin mengembangkan cita-cita agamanya yakni menjadi Rahmatan Lil ‘Alamin.
Sebelum
takluknya Spanyol oleh kekuasaan Islam, umat Islam terlebih dahulu telah
menguasai wilayah Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi
dari Khilafah Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi
semenjak zaman Khalifah Abdul Malik. Yang dipipmpin oleh seorang Gubernur yakni
Husna’ Ibnu Nu’man kemudian digantikan oleh Musa Bin Nusyair. Dari kondisi ini
nampaknya umat Islam mulai berfikir untuk melakukan ekspedisi yang jauh lebih
besar lagi yakni untuk dapat menaklukan Spanyol. Sehingga dapat kita
pahami bahwa kekuasaan Islam di Afrika Utara sesungguhnya menjadi batu loncatan
bagi berjalannya ekspedisi Islam ke Spanyol.
Dalam
penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dikatakan paling berjasa
memimpin satuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka adalah Thariq Bin Malik,
Thariq Bin Ziyad, dan Musa Bin Nusair.
Thariq
Bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk spanyol, karena pasukannya lebih besar
dan hasilnya lebih nyata, pasukan yang sangat besar dari Thariq Bin ziyad yang
berasal dari suku Barbar yang didukung oleh musa ibn Nushair sedang sebagiannya
lagi adalah berasal dari orang-orang Arab yang dikirim oleh khalifah Al-Walid,
pasukan yang dipimpin oleh Thariq Bin Ziyad ini kemudian menyebrangi selat di
bawah pimpinannya. Selat iru adalah selat yang berada diantara Maroko dan
benua Eropa.
Sejarah
mencatat bahwa panglima Thariq setelah seluruh pasukan mendarat di wilayah
tersebut, membakar seluruh alat penyeberangan atau kapal mereka. Kemudian
Ia mengucapkan pidato singkat yang sangat terkenal dalam sejarahnya :”’aduwwu amamakum wal bahru wara’akum fakhtar
ayyuma syi’tum” (musuh di depan kamu, lautan dibelakang kamu,
silahkan mana yang kamu kehendaki).
Jumlah
pasukan yang dipimpin oleh Thariq Bin Ziyad mencapai 12.000 orang pasukan.
Dalam
perlawanannya King Roderick maju dengan pasukan yang jauh berbeda dengan
pasukan kaum muslimin yakni berjumlah 100.000 orang, pada akhirnya King
Roderick tewas ditempat peperangan sedangkan pasukan kaum muslimin mengalami
kemenangan. Setelah kaum muslimin mengalami kemenangan atas perlawanan Raja
Roderick maka Thariq dan pasukannya terus menaklukan kota-kota penting seperti
Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Gotick saat itu).
Kedatangan
Islam membawa kultur baru yang memperkaya spanyol pada umumnya. Oleh karena itu
spanyol menjadi salah satu peradaban dunia, mengimbangi kejayaan Khilafah Bani
Umayyah di Damsyik (Damaskus) dan Khilafah Abasiyah di Bagdad. Tak salah
apabila dikatakan Andalusia turut berperan merintis jalan menuju zaman Renesains di Eropa. Semanjak
jatuhnya Spanyol ke tangan Islam maka mulai saat itu politik Spanyol berada di
bawah kekuasaan Khalifah Bani Umayyah.
Masuknya
Islam di Spanyol mengalami proses yang tidak begitu rumit seperti halnya
perluasan wilayah Islam pada wilayah-wilayah yang lainnya. Hal ini dikarnakan
memang ada beberapa faktor yang melatar belakanginya, menurut para ahli sejarah
ada dua faktor yang memudahkan Islam masuk ke Spanyol saat itu yakni faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor
eksternal yakni faktor yang terjadi pada wilayah Spanyol itu sendiri. Pada saat
kaum muslimin melakukan penyerangan ke wilayah Spanyol kondisi wilayah itu
dalam kondisi yang sangat lemah dan menyedihkan. Pasalnya wilayah ini dalam
kondisi yang carut marut dalam kenegaraannya, baik dari aspek sosial, politik,
dan ekonomi, benar-benar dalam kondisi yang sangat memperihatinkan. Secara
politik spanyol terkoyak-koyak dan terbagi dalam beberapa negeri kecil. Selain
itu pula penguasa Gotick yang berkuasa saat itu di Spanyol sangat tidak toleran
terhadap aliran agama yang berkembang saat itu yang dianut oleh para penguasa
yaitu aliran monofisit. Terlebih parah lagi adalah kepada agama Yahudi yang
saat itu adalah Agama terbesar di wilayah Spanyol.
Adapun
faktor internalnya adalah kondisi para penakluk dari kubu kaum muslimin baik
dari para penguasa, para tentara dan para prajurit Islam yang luar biasa dalam
melakukan futuhat terhadap Negeri-Negeri yang menjadi sasaran utamanya, selain
itu pasukan kaum muslimin adalah pasukan yang cerdas dan berani dalam
menaklukan negeri lain, yang tak kalah penting adalah ajaran Islam yang agung
yang mereka tunjukkan baik dari sikap toleransi, persaudaraan dan tolong
menolong sehingga memudahkan Islam diterima oleh masyarakat spanyol.
Pada
periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
Khalifah Bani Umayah yang terpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas
politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih
terjadi, baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain
berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis
dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing
mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh
karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam
jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan
seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan
etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam etnis Arab
sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing yaitu suku Qaisy
(Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini sering kali
menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figure.
2) Periode kedua (755-912 M)
2) Periode kedua (755-912 M)
Pada
masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan Khalifah Abbasiyah di Baghdad.
Amir pertamanya adalah Abdurrahman yang memasuki Spanyol pada tahun 138 H/755 M
dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil, beliau adalah keturunan dari Bani
Umayyah. Selanjutnya Abdurrahman berhasil mendirikan Khilafah Bani Umayyah.
Pada periode ini kemajuan yang pesat diperolehnya baik dalam bidang politik
maupun peradabannya, kemudian beliau mendirikan Masjid Cordova dan
sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.
3) Periode ketiga (912-1013 M)
3) Periode ketiga (912-1013 M)
Pada
periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa yang diberi gelar Khalifah,
pemerintahan ini diperintah oleh tiga Khalifah besar yakni : Abd Al-Rahman
Al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009 M). Pada
masa ini spanyol juga mencapai kejayaan yang menyaingi kejayaan Daulah
Abbasiyah di Bagdad. Misalnya Abd Al-Rahman Al-Nasir mendirikan Universitas
Cordova. Pada tahun 1013 M, dewan menteri yang memerintah Cordova menghapuskan
jabatan Khalifah, ketika itu Spanyol sudah terpecah kedalam beberapa Negeri
kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
4) Periode keempat (1013-1086 M)
4) Periode keempat (1013-1086 M)
Pada
periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil di
bawah pemerintahan Raja-Raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif yang berpusat di
suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar
diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam memasuki
masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara
pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen.
Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk
pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif
penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan
intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para
sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana
lain.
5) Periode Kelima (1086-1248 M)
5) Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada
periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi
terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun
(086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada
mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di
Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang
berpusat di Marakesy.
Ia
masuk ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah
memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari
serangan-serangan orang-orang Kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada
tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di
kalangan raja-raja muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol
dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin
adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir,
baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun.
Pada
masa dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118
M. Di Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya muncul kembali
dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M
penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini.
Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w. 1128). Dinasti ini datang ke
Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun’im. Antara tahun 1114 dan 1154 M,
kota-kota muslim penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh ke bawah
kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan.
Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi tidak lama setelah
itu, Muwahhidun mengalami keambrukan. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh
kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami
Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan
kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali runyam, berada di
bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu
bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M
Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M.
Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuatan Islam.
6) Periode Keenam (1248-1492/ 1609 M)
6) Periode Keenam (1248-1492/ 1609 M)
Periode
ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah pimpinan Bani Ahmar. Pada
pemerintahannya peradaban Islam mengalami kemajuan kembali. Namun
pemerintahannya secara politik hanya menguasai wilayah yang kecil. Kekuatan ini
pun berakhir karena adanya perselisihan orang istana dalam merebut kekuasaan.
C. Pengaruh
Peradaban Islam Di Spanyol
Sebuah
peradaban yang masih nampak dan dapat dinikmati hasil peradabannya karena
adanya sumbangan-sumbangan yang diberikan kepada sejarah kehidupan manusia,
baik dari sisi pemikiran, ilmu, ahlak dan lain-lain. Eropa sebenarnya
kelangsungan peradabannya sampai saat ini adalah merupakan sisa atau hasil dari
kegemilangan peradaban Islam di sana.
Peradaban
barat di Eropa mendapat pengaruh yang sangat besar dari peradaban Islam yang
ada di Spanyol. Pengaruh-pengaruh itu sangat banyak jumlahnya dan tak dapat
dihitung jumlahnya. Berikut adalah beberapa pengaruh Islam di Spanyol terhadapa
peradaban yang ada di Eropa ;
1) Bidang Akidah Dan Undang-Undang
1) Bidang Akidah Dan Undang-Undang
Kedantangan
Islam ke Spanyol membawa angin segar yang membebaskan manusia dari penghambaan
sesama mahluk atau dalam hal ini kemusrikan dan paganisme. Islam memberikan
ajaran ketauhidan yang memurnikan Allah tanpa ada sekutu yang pantas untuk
disembah. Ahmad Amin mengatakan dikalangan Nasrani muncul
kecendrungan-kecendrungan yang terpengaruh dengan Islam. Diantaranya pada abad
delapan masehi atau abad dua dan tiga hijriyah di Septimania. Muncul gerakan
yang mengkapanyekan penolakan tradisi
pengakuan dosa-dosa di depan Pastur atau bahwa pastur tidak berhak sama sekali
untuk menerima itu.
Adapula
yang mebuat sebuah gerakan yang mencoba mengahancurkan patung-patung
agama. Pada saat itu ada sebagian madzhab nasrani yang menolak adanya
pensakralan terhadap patung-patung dan gambar. Imperatur Romawi Louis III pada
tahun 108 H./726 mengeluarkan keputusan tentang larangan pensaklaran gambar-gambar
dan patung-patung.
Orang-orang
yang mempelajari sejarah agam Eropa dan gereja Nasrani dapat mengetahui
pengaruh rasionalitas Islam dalam kecendrungan para pembaharu dan pemberontak
sistem keuskupan yang berlaku. Adapun pembaruan besar yang dilakukan oleh
Marthin Luther dengan rintangan-rintangan yang paling jelas dari pengaruh Islam
terhadapnya dan terhadap akidah-akidahnya, sebagaimana diakui oleh para
sejarawan.
2) Bidang Ilmu Pengetahuan
2) Bidang Ilmu Pengetahuan
Berbagai
disiplin ilmu mulai bermunculan saat itu hal ini arena munculnya beberapa figur
ilmuwan yang cemerlang dibidangnya masing-masing, bahkan hal itu masih berlaku
hingga saat ini yang dibuktikan dengan bahan-bahan akademis yang sampai saat
ini masih banyak dibutuhkan oleh kalangan masyarakat baik barat maupun timur.
Keberadaan
islam di Spanyol berimbas kepada Renaisans dunia
barat pada abad pertengahan sehingga wajarlah jika keberadaan Islam dianggap
sebagai guru bagi masyarakat Eropa.
Ilmu-ilmu
kedokteran, matematika, astronomi kimia dan lain-lain, juga berkembang sangat
baik Abbas Ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan stronomi, ia dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya,
bahkan Ia berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara
tata surya dan bintang-bintang.
Pengaruh
Islam terhadap Barat dibidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu pengetahuan,
farmasi, matematika, kimia, optik, geografi, astronomi, dan lain sebagianya
adalah merupakn bukti yang sangat kuat atas pengaruh islam terhadap Barat.
Ilmu-ilmu kedokteran dan pengobatan melalui penerjemahan buku-buku Ibnu Sina,
Ar-Razi, dan lain-lain, maka mulai saat itu diterjemahlah oleh orang-orang
Eropa, semisal kitab Al-Qonun Fi
Ath-Thib karya ibnu sina pada abad dua belas. Terjemah tersebut
di cetak berulang kali untuk dijadikan referensi utama di
universitas-universitas di Prancis dan Italia. Sedangkan Al-Khazimi menjadi
kunci ilmu bagi Torchilli dalam penelitian di bidang udara dan air yang
senantiasa digunakan di Eropa hingga abad pertengahan.
3)
Bidang
Ilmu Sastra dan Musik
Bukti
sejauh mana terpengaruhnya para sastrawan barat dengan bahasa dan sastra arab
pada abad pertengahan adalah apa yang di nukil oleh Dozy dalam bukunya tentang Islam.
Ia
mengutip perkataan penulis Spanyol Argheri yang sangat menyesalkan fenomena
diabaikannya bahasa Latin dan Yunani, namun disisi lain bahasa kaum muslimin
diperhatikan lebih. Ia mengatakan ”Sesungguhnya orang-orang pintar tersihir
oleh dengungan sastra Arab sehinga mereka meremehkan bahasa Latin dan menulis
dengan bahasa penakluk mereka tanpa lainnya. Hal itu diperparah dengan
kebanggaan mereka yang melebihi kebanggaan dengan tanah airnya sendiri, sunggu
saya dangat menyesalkan hal ini”
Dalam
bidang musik dan suara, spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya
Al-Hasan Ibn Nafi yang yang dijuluki Zaryad ,
setiap kali diselengggarakan pertemuan dan jamuan Zaryad selalu menampilkan
kebolehannya, ia juga terkenal sebagai pengunah lagu.
4) Keilmuwan Agama
4) Keilmuwan Agama
Umat
Islam terkenal dengan ilmuwan tafsirnya yang sangat terkenal yang berasal dari
andalusia yakni Al-Qurtubi dengan kitabnya yakni Al-Jami’u Li Ahkam Al-Qur’an yang
terdiri dari 20 jilid yang dikenal dengan Tafsir Al-Qurtubi.
Tidak
hanya bidang Tafsir namun juga Fiqhi, umat Islam di Spanyol dikenal sebagai
penganut madzhab Maliki, madzhab ini kemudian dikembangkan oleh Ziyad Ibn Abd
Rahman yang selanjutnya dikembangkan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qodhi pada
masa Hisyam Ibn Abd Rahman. Adapun kitab Fiqhi yang sangat monumental yang
masih menjadi salah satu rujukan dalam lapangan hukum Islam sampai saat ini
bahkan wilayah Indonesia yakni kitab Bid’ayatul
Mujtahid kitab tersebut adalah karya Ibnu Rusyd.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa :
Proses
masuknya Islam ke Andalusia diawali dari kekuasaan Islam yang ada di wilayah
Afrika Utara yakni Khilafah Bani Umayyah, Dalam penaklukan Spanyol terdapat
tiga pahlawan Islam yang dikatakan paling berjasa memimpin satuan pasukan ke
wilayah tersebut. Mereka adalah Thariq Bin Malik, Thariq Bin Ziyad, dan Musa
Bin Nusair, namun yang terkenal sebagai penakluknya adalah Thariq Bin Ziyad.
Masuknya Islam ke wilayah ini tak mengalami kesulitan yang berarti sebab ada
dua faktor yakni, faktor eksternal dimana
faktor spanyol itu sendiri yang sedang mengalami kelemahan dan carut marut baik
di bidang ekonomi politik dan lain-lain, sedangkan faktor internal, kondisi para penakluk dari
kubu kaum muslimin baik dari para penguasa, para tentara dan para prajurit
Islam yang luar biasa, cerdas dan berani serta bersifat toleran dan tolong
menolong, dan persaudaraan sehingga Islam mudah diterima.
Perkembangan
Islam di Spanyol berlangsung sekitar enam periode yakni : Periode
(711-755 M), periode dua: (755-912 M), periode tiga : (912-1013
M), periode empat : (1013-1086 M), periode lima : (1086-1248 M),
periode enam : (1248-1492/ 1609 M).
Pengaruh
Peradaban Islam Di Spanyol meliputi : Bidang Akidah Dan Undang-Undang,
Bidang Ilmu Pengetahuan, Bidang Ilmu Sastra dan Musik, Bidang Keilmuwan Agama.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
Yatim, Badri M.A. 2011. Sejarah
Peradaban Islam. Rajawali Pers. Jakarta.
Drs.
Munir, Samsul M.A. 2009. Sejarah
Peraban Islam. Amzah. Jakarta.
Dr, Badri Yatim,
M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm. 89.
http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/sejarah/allsub/159/perkembangan-islam-di-spanyol.html
Comments
Post a Comment